NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan https://nabisuk.iakntarutung.ac.id/index.php/nabisuk <p>NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan</p> Prodi Teologi IAKN Tarutung en-US NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan 3030-9999 Peran Teologi Sistematika Bagi Pertumbuhan Iman Umat Kristen https://nabisuk.iakntarutung.ac.id/index.php/nabisuk/article/view/14 <p>Di era saat ini, terdapat tantangan yang signifikan dalam hal pemahaman ajaran dasar iman Kristen di kalangan umat Kristen itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisi kesenjangan ini dengan fokus pada bagaimana teologi sistematis dapat menguatkan iman umat Kristen melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang dasar-dasar keyakinan Kristen. Selain itu, penelitian ini akan menjelajahi hubungan antara teologi sistematis, pengalaman pribadi, dan konteks sosial umat Kristen untuk memperkaya pemahaman iman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teologi sistematika memungkinkan umat Kristen untuk memahami doktrin mendasar dari iman Kristen, memperkuat kesatuan dalam iman, dan memperdalam hubungan pribadi dengan Allah. Pembelajaran teologi sistematika juga membangun dasar yang kokoh bagi kehidupan Kristen secara pribadi, membantu dalam pembentukan kerangka pemikiran yang benar, dan mempersiapkan individu untuk menjawab pertanyaan atau tantangan terkait keyakinan Kristen. Temuan dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang berharga dalam memahami peran teologi sistematis dalam memperkuat keyakinan umat Kristen dalam menghadapi tantangan dan perubahan dalam masyarakat saat ini.</p> Trecilia Dwi Lestari Sababalat Martina Novalina Anwar Three Millenium Waruwu Eddy Simanjuntak Copyright (c) 2024 Trecilia Dwi Lestari Sababalat, Martina Novalina, Anwar Three Millenium Waruwu, Eddy Simanjuntak 2024-06-30 2024-06-30 2 1 01 17 Suami Sebagai Kepala Keluarga (Efesus 5:22-33) dalam Mencegah Kekerasan dalam Rumah Tangga https://nabisuk.iakntarutung.ac.id/index.php/nabisuk/article/view/23 <p>Kekerasan dalam rumah tangga kerap terjadi dalam kehidupan yang sudah berkeluarga, tidak terkecuali keluarga Kristen. Pemahaman suami sebagai kepala keluarga sering diterjemahkan seolah-olah suami sebagai seorang kepala atau atasan yang dilayani oleh pembantunya. Pada umumnya istri dianggap seorang yang lebih rendah posisinya dibandingkan suaminya. Paulus dalam Efesus 5:22-33 menekankan hubungan suami sebagai kepala keluarga terhadap istrinya seperti Kristus sebagai kepala bagi jemaat. Demikianlah hubungan suami istri yang Allah kehendaki dalam kehidupan rumah tangga orang percaya yaitu saling mengasihi. Tulisan ini menggunakan metode penulisan kualitatif yakni pendekatan studi kepustakaan <em>(library research)</em>. Metode penelitian kepustakaan akan dilakukan melalui pengumpulan data-data kepustakaan seperti buku, jurnal dan sumber intenet.</p> Lena Christina Simbolon Copyright (c) 2024 Lena Christina Simbolon 2024-06-30 2024-06-30 2 1 Tradisi Menenggetti: Sebuah Refleksi Teologi Pengharapan Jurgen Moltmann Bagi Perempuan Pakpak https://nabisuk.iakntarutung.ac.id/index.php/nabisuk/article/view/21 <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat mengenai tradisi <em>menenggetti</em> dan untuk mengetahui refleksi teologis pengharapan Jurgen Moltman yang terkandung dalam <em>menenggetti</em>. Peneletian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan memakai dua pendekatan, studi kepustakaan dan wawancara. Adapun pandangan masyarakat terhadap <em>menenggetti</em> adalah tradisi menenggetti dilakukan orang tua kepada berru yang mereka kasihi yang sudah lama menikah tapi belum memiliki keturunan, menenggetti sebagai wadah untuk berdoa dan memohon diberikannya keturunan kepada berru mereka, makanan yang dibawa saat menenggetti hanya sebagai perantara turunnya berkat Tuhan bagi keluarga. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengharapan yang terkandung dalam menenggetti merefleksikan pengharapan yang dikemukakan oleh Jurgen Moltmann</p> Icca Berutu Haposan Silalahi Nurelni Limbong Bernhardt Siburian Copyright (c) 2024 Icca Berutu Icca 2024-06-30 2024-06-30 2 1 Perspektif Remaja GPP Aek Nauli Tentang Praktik Mengasihi https://nabisuk.iakntarutung.ac.id/index.php/nabisuk/article/view/22 <p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan remaja yang banyak mengalami masalah tentang kasih itu tidak nampak lagi kepermukaan baik di tengah-tengah masyarakat dan terlebih sesama remaja kristen karena kehidupan manusia dilanda krisis iman yang ditandai oleh egoisme yang tinggi, kecongkakan, iri hati, dengki, adanya sikap yang tidak memperdulikan orang lain&nbsp; yang berkekurangan, hilangnya rasa persaudaraan, hilangnya sikap saling menghormati, menipisnya ikatan persaudaraan, putusnya serikat tolong-menolong, memaksa kehendak diri sendiri terhadap orang lain dan tidak saling menghargai di remaja GPP Aek Nauli. &nbsp;Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik untuk berbuat kasih kepada sesama terutama bagi remaja GPP Aek Nauli dengan meneladani Bunda Teresa dalam hal mengasihi. Penelitian&nbsp; ini&nbsp; menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penulis melakukan pengumpulan data dari berbagai&nbsp; sumber&nbsp; literatur&nbsp; berupa&nbsp; jurnal-jurnal teologi,&nbsp; artikel ataupun&nbsp; buku-buku yang sesuai dengan topik yang menjadi pokok kajian. Peneliti melakukan pengamatan terhadap fenomena kehidupan remaja&nbsp; masa&nbsp; kini. Hasil Penelitian ini dimana praktik mengasihi yang dilakukan oleh Bunda Teresa adalah mengasihi dengan tulus hati, Ia mengasihi semua orang, karena Ia melihat ada wajah Yesus didalam diri yang Ia kasihi. Remaja sebagai penerus masa depan gereja harus mengetahui hidup mengasihi melalui ajaran Alkitab, sehingga semakin menghidupi praktik kasih yang di ajarkan Tuhan dengan meneladani Bunda Teresa.</p> Ester Novita Lumban Gaol Warseto Freddy Sihombing Megawati Manullang Copyright (c) 2024 Ester Novita Lumban Gaol, Warseto Freddy Sihombing, Megawati Manullang 2024-06-30 2024-06-30 2 1 Aku dan Bapa Adalah Satu: Analisis Teologis Yohanes 10:30 https://nabisuk.iakntarutung.ac.id/index.php/nabisuk/article/view/24 <p>Yesus dalam Yohanes 10:30 berkata: “Aku dan Bapa adalah satu”—merupakan pernyataan yang membuat orang Yahudi pada masa itu merasa tersinggung karena Yesus menyamakan diri-Nya sama dengan Allah (Yahweh). Melalui metode penelitian kualitatif penulis menggali makna pernyataan Yesus tersebut. Tujuan dan maksud pernyataan Yesus adalah supaya setiap orang percaya baik pada masa itu maupun pada masa selanjutnya lebih serius memperhatikan perkataan-Nya yang menunjukkan keilahianNya. Dapat dimengerti bahwa pernyataan Yesus mengenai diri-Nya bahwa Ia dan Allah Bapa adalah satu (sama) mengajak setiap orang mengambil kesimpulan bahwa Ia melihat diriNya setara dengan Allah. Yesus mengklaim diri-Nya sama dengan Bapa adalah benar dan terbukti (Yohanes 14:1). Yesus memosisikan diri-Nya sebagai objek iman dari setiap orang yang percaya.</p> Lucia J.L. Tobing Copyright (c) 2024 Lena Christina Simbolon 2024-06-30 2024-06-30 2 1